Thursday, September 21, 2017

Sebilah pedang

Pernahkah terpikir bahwa sesuatu yang terjadi berulang kali adalah sesuatu yang disengaja?
Ketika sudah diusahakan, diperbarukan untuk mencegahnya terjadi kembali, dan lantas terulang, apakah itu sudah direncanakan?

Apakah tipuan sudah menjadi sangat natural sehingga disampaikan tanpa ditanya, dijelaskan dengan alasan yang berkepanjangan?
Apakah semua kepalsuan itu sudah menutupi hati? Apakah aku yang buta ataukah cinta yang teronggok lemah?

Saat kepercayaan begitu mahalnya apakah harus kita mendaur ulangnya kembali?
Jika semua hanya sebuah dusta besar, apakah harus kembali lagi?

Ketika hati bertanya dan rasa menjawabnya, manakah yang harus didengarkan?
Sungguhkah semua kata tidak bisa itu nyata adanya?

Ataukah hanya ketakutan?
Ataukah hanya kerinduan?

Maka batin manakah yang tersakiti atas semua tanya yang berubah menjadi pedang?
Menusuk bilik demi bilik yang dibangun, mengoyak pintu kayu dan atap jerami yang telah disusun?

Apakah pantas atau sebuah kelancangan?
Ataukah hanya sepi?

No comments:

Post a Comment