You said move on, where do I go?
I guess second best is all I will know
'Cause when I'm with him I am thinking of you
Thinking of you, what you would do
If you were the one who was spending the night
Oh, I wish that I was looking into your eyes
Katy Perry - Thinking of You
Sunday, March 28, 2010
Thinking of You
Tuesday, March 23, 2010
Pergi
Aku ingin menangis. disini. saat ini. lelah aku atas semua kepura-puraan. Aku ingin segera pergi. Menatapmu saja bahkan menjadi dilema. Aku tak ingin kita jauh, tapi aku tak sanggup untuk ada dimana kamu ada. Kadang aku merasa tak kuat menutupinya.
Rasa ini ternyata telah dalam.
Rasa ini ternyata telah dalam.
Yippie!
Alhamdulillah, keterima juga aplikasi exchange gw, hehehe...
Tapi yang membingungkan adalah, gimana dengan TA dan instruct???
gw pikir gw masih bisa bersantai-santai, karena kalau gw keterima exchange, itu worth it untuk menjadikan gw mundur ke april 2011. Tapi.... ternyata harus ngebut mulai dari sekarang, soalnya gw HARUS lulus oktober, karena ada tanggung jawab lain yang menanti. Dan hari-hari yang semakin padat diisi sama banyak tugas dan kegiatan, lumayan melambatkan progress TA.
Pokoknya paling lambat minggu kedua April, pengujian harus sudah mulai.
Semangat Rini!!!
Tapi yang membingungkan adalah, gimana dengan TA dan instruct???
gw pikir gw masih bisa bersantai-santai, karena kalau gw keterima exchange, itu worth it untuk menjadikan gw mundur ke april 2011. Tapi.... ternyata harus ngebut mulai dari sekarang, soalnya gw HARUS lulus oktober, karena ada tanggung jawab lain yang menanti. Dan hari-hari yang semakin padat diisi sama banyak tugas dan kegiatan, lumayan melambatkan progress TA.
Pokoknya paling lambat minggu kedua April, pengujian harus sudah mulai.
Semangat Rini!!!
Saya Memang Perempuan Bodoh
Pagi-pagi buka inbox FB dan menemukan 1 message dari Merry...
Setelah baca message ini, bener2 ngerasa bodoh
Ya, saya memang perempuan bodoh
Bahkan setiap kebodohan saya tertulis di setiap halaman blog ini...
Terima kasih Tuhan, telah memberi rini banyak pelajaran...
Tapi, lain kali, jangan bermain dengan hatiku lagi ya?
Setelah baca message ini, bener2 ngerasa bodoh
Ya, saya memang perempuan bodoh
Bahkan setiap kebodohan saya tertulis di setiap halaman blog ini...
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Jika ada pemuda yang mendekati, akan mengira bahwa pemuda memiliki perasaan lebih padanya. Bahkan walau isi pesannya hanya “halo, sedang apa?”
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Jika seorang pemuda mulai mengajaknya mengobrol dengan sering dan atau suka meneleponnya sesaat sebelum tidur, perempuan akan merasa kegirangan tanpa sebab yang jelas.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Setelah si pemuda mulai sering mengirimkan pesan, dan sering berbalas pesan juga, maka perempuan akan menjadikan si pemuda sebagai kebiasaannya. Menjadi kebiasaan seperti heroin. Yang jika tidak muncul sehari akan dicari-cari. Yang jika sehari saja tidak mengirim pesan akan terasa satu decade. Yang akan merasa ‘sakaw’ seperti berhenti dari kecanduan. Ya. Sungguh bodoh.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Selalu merasa terganggu dengan setiap perlakuan dari setiap pemuda yang datang (dan juga pergi). Yang padahal mungkin bagi si pemuda tidak berbekas apapun, tapi baginya akan terasa sangat special.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang akan selalu mematri setiap detail perkataan dan perlakuan dari seorang pemuda yang meninggalkannya dengan janji yang tidak pernah tertepati, yang akan selalu melihat semua pesan pesan yang pernah pemuda kirimi untuknya di masa lalu, bahkan walau kini pemuda itu telah menjalani hidup bersama perempuan lain yang manis selama 2 tahun.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang tidak dapat dengan mudah “move on” untuk seorang pemuda yang padahal tidak pernah menyatakan bahwa pemuda itu “into you”.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Yang akan selalu merasa pusing dan kebingungan untuk kehadiran dua hati dalam satu waktu. Meskipun dia tidak diminta memilih, tapi hatinya tetap tidak bisa memasukkan dua hati lain dalam satu waktu. Padahal mungkin hati hati lain yang hendak memasuki hatinya itu, hanya berkunjung.
Iya. Perempuan itu (kadang) bodoh. Dia selalu tidak dapat dengan mudah untuk pergi meski semua pertaruhan sudah menunjukkan agar dia beranjak dari permainan.
Perempuan itu (kadang) bodoh.
Karena dia dapat sekali dengan mudah dibuat berbesar hati dengan perkataan “stay by my side”
Padahal, dia mestinya dapat menjaga hati untuk orang yang memang benar-benar berniat memasukkan dia dalam hatinya.
Aku tidak suka menjadi perempuan bodoh itu, meski pada kenyataannya, aku tetaplah, perempuan yang (kadang) bodoh itu.
Perempuan yang sangat bodoh adalah aku. Iya. Sangat bodoh.
Seharusnya aku tidak pernah membuka celah sedikitpun. Pada siapapun.
…..
Heartless and so numb. That’s all I feel.
God knows its flow. Seharusnya…
Seharusnya aku bisa sedikit pintar. Tuhan, lain kali, jangan bermain dengan hatiku lagi ya?
Aku terluka, Tuhan. Menjadi wanita bodoh.
Terima kasih Tuhan, telah memberi rini banyak pelajaran...
Tapi, lain kali, jangan bermain dengan hatiku lagi ya?
Friday, March 19, 2010
My Worst Game
Secara garis besar, ada dua jenis olahraga: game dan bukan game.
Selama ini olahraga yang saya jalani adalah olahraga non-game. Dimana lawan saya adalah limit kekuatan saya. Olahraga itu seperti lari, fitness, aerobik, dll yang didalamnya banyak lagi jenis olahraganya. Seperti sit up, push up, back up, treadmill, step, body pump, body jam, spinning, body combat, yoga, dll.
Teknik-teknik yang diajarkan pada olahraga non-game ditujukan untuk memperoleh hasil latihan yang maksimal, serta mencegah terjadinya cedera. Ya, memang bisa saja olahraga-olahraga tersebut dilombakan, tetapi masih bisa dilakukan sendiri. Orang awam pun bisa melakukannya dengan sedikit diajari.
Sedangkan olahraga game memiliki peraturan tersendiri, memiliki teknik sendiri. Dan kejaran dari teknik-teknik ini memiliki satu poin tambahan, yaitu agar dapat menghadapi lawan dengan baik.
Selain itu kelelahan pada olahraga non-game akan meningkat dengan linear, sedangkan pada olahraga game, adrenalin ini rasanya dipaksa naik dan turun dengan mendadak, karena harus selalu siap untuk menghadapi segala kemungkinan serangan dari lawan.
Saya pernah membaca, entah dimana, bahwa untuk hari tua, kita butuh bekal untuk fisik kita: setidak2nya kuasai satu olahraga dan satu alat musik. Setelah saya pikir-pikir, kok saya tidak punya kompetensi itu ya? Olahraga saya semua non-game, dan saya pecinta musik, tapi hanya sebagai pendengar yang sesekali mencoba ikut-ikutan menyanyi.
Maka tahun ini saya menetapkan target harus bisa menguasai dasar-dasar 1 alat musik, dan 1 olahraga (game). Karena kesibukan, maka saya mencoba satu persatu, yaitu memilih satu olahraga: tennis.
Namun sejak akhir januari saya mulai latihan tennis, latihan pagi ini adalah latihan yang terburuk. Saya pun menyadari sesuatu. Ketika mood saya sedang kacau, lalu saya berlari diatas treadmill, maka saya bisa dengan mudah melampiaskan emosi saya dengan meningkatkan kecepatan, atau meningkatkan kemiringan. Mudah sekali.
Tetapi ketika kita berada di tengah lapangan dan harus menguasai diri kita serta menghadapi serangan lawan, mood is something that really affects how you play. Ketika konsentrasi hilang, jangankan menentukan arah pukulan, mengejar bola, ataupun memberikan power lebih; memukul dengan benar saja rasanya menjadi sangat sulit.
Maka lain kali, ada pentingnya untuk mengatur mood sebelum bermain, or you will be a real loser at the court :)
Salam Olahraga!
Selama ini olahraga yang saya jalani adalah olahraga non-game. Dimana lawan saya adalah limit kekuatan saya. Olahraga itu seperti lari, fitness, aerobik, dll yang didalamnya banyak lagi jenis olahraganya. Seperti sit up, push up, back up, treadmill, step, body pump, body jam, spinning, body combat, yoga, dll.
Teknik-teknik yang diajarkan pada olahraga non-game ditujukan untuk memperoleh hasil latihan yang maksimal, serta mencegah terjadinya cedera. Ya, memang bisa saja olahraga-olahraga tersebut dilombakan, tetapi masih bisa dilakukan sendiri. Orang awam pun bisa melakukannya dengan sedikit diajari.
Sedangkan olahraga game memiliki peraturan tersendiri, memiliki teknik sendiri. Dan kejaran dari teknik-teknik ini memiliki satu poin tambahan, yaitu agar dapat menghadapi lawan dengan baik.
Selain itu kelelahan pada olahraga non-game akan meningkat dengan linear, sedangkan pada olahraga game, adrenalin ini rasanya dipaksa naik dan turun dengan mendadak, karena harus selalu siap untuk menghadapi segala kemungkinan serangan dari lawan.
Saya pernah membaca, entah dimana, bahwa untuk hari tua, kita butuh bekal untuk fisik kita: setidak2nya kuasai satu olahraga dan satu alat musik. Setelah saya pikir-pikir, kok saya tidak punya kompetensi itu ya? Olahraga saya semua non-game, dan saya pecinta musik, tapi hanya sebagai pendengar yang sesekali mencoba ikut-ikutan menyanyi.
Maka tahun ini saya menetapkan target harus bisa menguasai dasar-dasar 1 alat musik, dan 1 olahraga (game). Karena kesibukan, maka saya mencoba satu persatu, yaitu memilih satu olahraga: tennis.
Namun sejak akhir januari saya mulai latihan tennis, latihan pagi ini adalah latihan yang terburuk. Saya pun menyadari sesuatu. Ketika mood saya sedang kacau, lalu saya berlari diatas treadmill, maka saya bisa dengan mudah melampiaskan emosi saya dengan meningkatkan kecepatan, atau meningkatkan kemiringan. Mudah sekali.
Tetapi ketika kita berada di tengah lapangan dan harus menguasai diri kita serta menghadapi serangan lawan, mood is something that really affects how you play. Ketika konsentrasi hilang, jangankan menentukan arah pukulan, mengejar bola, ataupun memberikan power lebih; memukul dengan benar saja rasanya menjadi sangat sulit.
Maka lain kali, ada pentingnya untuk mengatur mood sebelum bermain, or you will be a real loser at the court :)
Salam Olahraga!
Thursday, March 18, 2010
On the Contrary
If you ask whether it's easy or not, no, it's not.
If you ask whether i want it or not, no, i don't.
If you ask whether i have to do it or not, yes, i do.
And if you ask why,
I did it because of you.
I'm sorry.
If you ask whether i want it or not, no, i don't.
If you ask whether i have to do it or not, yes, i do.
And if you ask why,
I did it because of you.
I'm sorry.
Wednesday, March 17, 2010
Henti
Sepertinya cukup.
Ketika aku begitu yakin padamu karena dirimu, aku selalu tersenyum. Tak ada rasa sakit yang bisa memupuskan anganku. Semua hanya asam yang akan berubah menjadi manis ketika matang nanti. Ragu aku tepis, karena keyakinanku telah tumbuh jauh mengalahkannya. Keyakinanku padamu karena dirimu.
Ya, bukan karena diriku.
Aku mencarinya lalu menjadikannya tumbuh didalam diriku. Yakin. Padamu. Karena diriku. Sedikit demi sedikit hadir. Aku semakin kuat. Pahitnya semua yang dijalani adalah tantangan, pembelajaran untuk masalah-masalah yang akan datang. Aku semakin yakin.
Namun satu persatu semua terkikis. Bahkan keyakinan karena dirimu pun memudar. Semakin hilang. Lalu tumbuh. Sesaat saja. Lalu tertiup lagi dan jatuh. Aku ragu. Sepertinya kata henti harus aku cetuskan. Aku ingin tenang.
Ketika aku begitu yakin padamu karena dirimu, aku selalu tersenyum. Tak ada rasa sakit yang bisa memupuskan anganku. Semua hanya asam yang akan berubah menjadi manis ketika matang nanti. Ragu aku tepis, karena keyakinanku telah tumbuh jauh mengalahkannya. Keyakinanku padamu karena dirimu.
Ya, bukan karena diriku.
Aku mencarinya lalu menjadikannya tumbuh didalam diriku. Yakin. Padamu. Karena diriku. Sedikit demi sedikit hadir. Aku semakin kuat. Pahitnya semua yang dijalani adalah tantangan, pembelajaran untuk masalah-masalah yang akan datang. Aku semakin yakin.
Namun satu persatu semua terkikis. Bahkan keyakinan karena dirimu pun memudar. Semakin hilang. Lalu tumbuh. Sesaat saja. Lalu tertiup lagi dan jatuh. Aku ragu. Sepertinya kata henti harus aku cetuskan. Aku ingin tenang.
Monday, March 15, 2010
Random Walk
Jadi waktu itu gw nginep di rumah hana. terus pas lagi bengong, ngeliat komik2 yang nganggur. lalu randomly, gw ambil "Random Walk"
Ceritanya tentang gadis yang melalui beberapa kisah, percintaan tentunya, yang setiap kisah mendewasakan dia, sakit ataupun tidak di akhirnya.
Dan entah kenapa, beberapa kisahnya mirip sama cerita gw
hahahha
Ada beberapa quote dari ayahnya yang gw simpen:
maka jalanilah semuanya sebaik-baiknya. what goes around comes around :)
Ceritanya tentang gadis yang melalui beberapa kisah, percintaan tentunya, yang setiap kisah mendewasakan dia, sakit ataupun tidak di akhirnya.
Dan entah kenapa, beberapa kisahnya mirip sama cerita gw
hahahha
Ada beberapa quote dari ayahnya yang gw simpen:
Kalau sudah jatuh cinta, kau akan sangat jujur. Jangan pernah takut terluka. Cinta akan menempamu menjadi gadis yang baik.
Jangan pernah takut patah hati. Memang sangat sulit untuk menemukan orang yang mencintai kita sama besarnya dengan cinta kita. Kau tidak boleh terus-terusan ragu dalam cinta, karena merasa ini bukan orang yang terbaik untukmu. Karena pada akhirnya, perpisahan akan menjadi bekal yang menguatkan hatimu.
maka jalanilah semuanya sebaik-baiknya. what goes around comes around :)
Sunday, March 14, 2010
is it?
ketika suatu persimpangan yang begitu mudah untuk dipilih ada di depan mata, serta merta semua pertimbangan dan keraguan datang atas dasar suatu pertanyaan: "benarkah ini? nyatakah?"
Saturday, March 13, 2010
Prinsip
Merasa sakit perut setelah tadi makan super hot ramen sebagai dinner, maka saya (mencoba agak serius dengan bersaya-saya) pun mencoba menuangkan pikiran-pikiran selama ga bisa tidur.
Beberapa hari yang lalu, teman saya bilang sesuatu yang agak menampar saya.
"Lo tuh ga punya prinsip rin."
Wew. Pada waktu itu saya berpikir, semudah itukah saya di-drive oleh situasi sehingga saya tidak punya sesuatu pegangan dalam diri saya? Semudah itukah saya di-stir oleh orang lain sehingga saya akan mengikuti kemauan orang lain tanpa pertimbangan? Tidak adakah kata idealisme dalam diri saya?
Dan saat itu saya sangat merasa belum mampu mengaktualisasikan diri dengan baik sehingga keberadaan saya sifatnya selalu abu-abu. Tidak hitam, maupun tidak putih.
Now let's talk about prinsip dan fleksibilitas.
Wikipedia:
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu.
Lalu saya menganalisis. Apa sih yang menjadi prinsip saya?
Well, setelah saya pikir-pikir, selama ini saya selalu berpegang pada suatu kata: fleksibilitas.
The certain thing in this life is uncertainty. Ketika kita berbicara mengenai sesuatu diluar yang sifatnya "Ilahiah", maka kata "benar" dan "salah" menjadi suatu hal yang tidak pernah bisa valid.
Lalu untuk apa ada polisi? Polisi adalah aparat penegak hukum. Hukum adalah hasil kesepakatan manusia. Hukum diciptakan oleh manusia, dan dapat diubah oleh manusia itu sendiri. Yang benar secara hukum, bisa saja salah secara moral. Atau sebaliknya. Atau jika kita tinjau dari aspek lain.
Hukum juga melakukan banyak pembatasan dalam analisisnya. Banyak memberikan asumsi. Begitu banyak parameter yang dianggap "konstan" oleh hukum, parameter2 yang sifatnya boleh (atau justru harus) diabaikan.
Setiap hukum yang ada, tentunya dibangun dari hasil pemikiran banyak kepala, untuk menangani satu masalah. Lalu bagaimana dengan manusia yang punya banyak masalah namun harus ditangani oleh satu kepala?
Saya memegang banyak nilai-nilai dalam hidup saya. Namun dari setiap nilai itu, ada point "flexibility" dimana saya harus paham sejauh mana saya harus menggunakannya.
Sebenarnya ketika saya sudah membangun suatu sikap/persepsi terhadap suatu hal, saya cenderung keras kepala. Saat persepsi saya harus berbenturan dengan persepsi lain ataupun kondisi yang tidak sesuai, maka otomatis saya akan membangun dinding pertahanan. Nah, fleksibilitas saya dalam suatu kontradiksi, akan berupa apakah dinding itu semakin tinggi, atau tetap saja, atau runtuh sebagian, atau benar-benar hancur, atau justru ada dinding baru di sebelahnya yang mungkin menggunakan material/warna yang berbeda.
Saya merasa dengan sikap seperti itu saya akan punya pandangan baru dalam menyikapi berbagai hal. Keterbukaan terhadap banyak pandangan yang masuk tentunya butuh kemampuan tambahan bernama filtering. Saya kira itu yang harus semakin diperkuat untuk orang-orang seperti saya :)
Beberapa hari yang lalu, teman saya bilang sesuatu yang agak menampar saya.
"Lo tuh ga punya prinsip rin."
Wew. Pada waktu itu saya berpikir, semudah itukah saya di-drive oleh situasi sehingga saya tidak punya sesuatu pegangan dalam diri saya? Semudah itukah saya di-stir oleh orang lain sehingga saya akan mengikuti kemauan orang lain tanpa pertimbangan? Tidak adakah kata idealisme dalam diri saya?
Dan saat itu saya sangat merasa belum mampu mengaktualisasikan diri dengan baik sehingga keberadaan saya sifatnya selalu abu-abu. Tidak hitam, maupun tidak putih.
Now let's talk about prinsip dan fleksibilitas.
Wikipedia:
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu.
Lalu saya menganalisis. Apa sih yang menjadi prinsip saya?
Well, setelah saya pikir-pikir, selama ini saya selalu berpegang pada suatu kata: fleksibilitas.
The certain thing in this life is uncertainty. Ketika kita berbicara mengenai sesuatu diluar yang sifatnya "Ilahiah", maka kata "benar" dan "salah" menjadi suatu hal yang tidak pernah bisa valid.
Lalu untuk apa ada polisi? Polisi adalah aparat penegak hukum. Hukum adalah hasil kesepakatan manusia. Hukum diciptakan oleh manusia, dan dapat diubah oleh manusia itu sendiri. Yang benar secara hukum, bisa saja salah secara moral. Atau sebaliknya. Atau jika kita tinjau dari aspek lain.
Hukum juga melakukan banyak pembatasan dalam analisisnya. Banyak memberikan asumsi. Begitu banyak parameter yang dianggap "konstan" oleh hukum, parameter2 yang sifatnya boleh (atau justru harus) diabaikan.
Setiap hukum yang ada, tentunya dibangun dari hasil pemikiran banyak kepala, untuk menangani satu masalah. Lalu bagaimana dengan manusia yang punya banyak masalah namun harus ditangani oleh satu kepala?
Saya memegang banyak nilai-nilai dalam hidup saya. Namun dari setiap nilai itu, ada point "flexibility" dimana saya harus paham sejauh mana saya harus menggunakannya.
Sebenarnya ketika saya sudah membangun suatu sikap/persepsi terhadap suatu hal, saya cenderung keras kepala. Saat persepsi saya harus berbenturan dengan persepsi lain ataupun kondisi yang tidak sesuai, maka otomatis saya akan membangun dinding pertahanan. Nah, fleksibilitas saya dalam suatu kontradiksi, akan berupa apakah dinding itu semakin tinggi, atau tetap saja, atau runtuh sebagian, atau benar-benar hancur, atau justru ada dinding baru di sebelahnya yang mungkin menggunakan material/warna yang berbeda.
Saya merasa dengan sikap seperti itu saya akan punya pandangan baru dalam menyikapi berbagai hal. Keterbukaan terhadap banyak pandangan yang masuk tentunya butuh kemampuan tambahan bernama filtering. Saya kira itu yang harus semakin diperkuat untuk orang-orang seperti saya :)
Subscribe to:
Posts (Atom)